Setiap
individu memiliki kebutuhan dari yang terkecil hingga terbesar. Tingkatan
kebutuhan manusia bisa dijabarkan ke dalam piramida kebutuhan Maslow. Piramida
tersebut menjadi gambaran bagaimana tingkat kebutuhan setiap individu.
Tingkatan tersebut juga penting diketahui, karena akan terjadi pada setiap
orang.
Dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, individu melakukannya dari tingkat yang terkecil.
Misalnya, seseorang haus, maka orang itu akan memenuhi kebutuhan dirinya untuk
minum terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan lainnya. Adanya tingkatan
kebutuhan itu disebut kebutuhan Maslow. Maslow menganggap bahwa kebutuhan yang
paling rendah harus dipenuhi terlebih dahulu dari kebutuhan menengah sampai
kebutuhan paling tinggi. Hierarki kebutuhan Maslow tergambar dari sebuah
piramida yang berisi tingkatan kebutuhan. Ada lima tingkatan kebutuhan Maslow,
yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa memiliki dan kasih sayang,
penghargaan, serta aktualitas diri.
Dari tingkat
kebutuhan tersebut, Maslow menggambarkan sebagai tingkatan atau tangga
kebutuhan. Maslow berpendapat bahwa setelah manusia memenuhi kebutuhan paling
bawah, manusia akan memenuhi kebutuhan di tingkat berikutnya. Apabila manusia
memenuhi kebutuhan pada tingkat atas tetapi tingkat bawah belum terpenuhi, maka
manusia akan kembali lagi pada kebutuhan sebelumnya. Menurut Maslow, adanya
hierarki kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan, yaitu motivasi
kekurangan dan motivasi perkembangan atau pertumbuhan. Motivasi kekurangan
bertujuan untuk mengatasi ketegangan manusia akan kekurangan kebutuhan yang
ada. Motivasi perkembangan atau kebutuhan didasarkan atas kapasitas manusia
untuk tumbuh dan berkembang. Dua kapasitas tersebut merupakan kapasitas bawaan
manusia, sehingga manusia tidak bisa lepas dari dua kapasitas itu.
Hierarki Kebutuhan Maslow
Seperti yang
telah dijelaskan di atas, bahwa hierarki kebutuhan maslow memiliki
5 tingkatan, yakni:
Kebutuhan
fisiologi merupakan kebutuhan paling dasar yang lebih berhubungan pada
kebutuhan fisik, seperti kebutuhan makanan, minuman, tempat berteduh, seks,
tidur, dan oksigen. Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang memiliki
potensi besar untuk menuju ke tingkat kebutuhan berikutnya. Misalnya, ketika
manusia merasa lapar, maka akan mengabaikan atau menekan dulu kebutuhan lain.
Manusia akan memuaskan rasa lapar tersebut dengan mencari makanan dan minuman.
Untuk manusia yang sudah mapan, sebuah rasa lapar merupakan gaya hidup. Mereka
sudah memiliki cukup makanan, tetapi yang mereka rasakan ialah citarasa dari
makanan yang mereka inginkan. Berbeda dengan manusia yang belum mapan, ketika
merasa lapar, mereka tidak mementingkan cita rasa, tekstur, bau, ataupun
temperatur.
Kebutuhan
Fisiologi berbeda dengan kebutuhan lain karena kebutuhan fisiologi memiliki dua
hal. Pertama, kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi atau
minimal dapat diatasi, seperti pada kebutuhan makan manusia. Setelah selesai
makan mereka akan merasa kenyang dan kemungkinan bisa merasa mual ketika
dihadapkan dengan makanan lagi. Kedua, kekhasan dari kebutuhan psikologis ini
ialah kebiasaan yang diulang-ulang. Pada saat seseorang tersebut telah memenuhi
rasa laparnya, selanjutnya rasa lapar tersebut akan muncul kembali dan terus
berulang-ulang, mereka akan memenuhi kebutuhan tersebut. Pada kebutuhan di
tingkat yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul.
Dalam
manajer implikasi, kebutuhan psikologis bisa ditujukan kepada kebutuhan psikologi
karyawan. Perusahaan harus memberikan gaji yang sesuai dengan kebutuhan
karyawannya. Selain itu, perusahaan juga memberikan kebutuhan waktu makan dan
istirahat yang cukup.
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah
kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi, maka ada kebutuhan rasa aman, seperti
rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari
berbagai ancaman, teroris, penyakit, takut, cemas, atau bencana alam. Apabila
kebutuan fisiologi perlu dipenuhi secara total, sedangkan kebutuhan akan rasa
aman tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak bisa dapat terlindungi
dari berbagai ancaman meteor, kebanjiran, atau ancaman dari orang lain.
Menurut
Maslow, orang-orang yang tidak merasa aman mempunyai tingkal laku yang berbeda.
Mereka akan bertingkah laku seperti orang yang memiliki ancaman besar. Orang
yang merasa tidak aman otomatis akan mencari kestabilan dan akan berusaha keras
menghindari hal-hal atau keadaan yang asing atau yang tidak diharapkan.
Dalam
manajer implikasinya kebutuhan ini, manajer dapat memberikan jaminan keamanan
kepada karyawan, seperti lingkungan yang aman, tempat yang higienis, atau
jaminan pensiun, sehingga mereka merasa aman baik dalam lingkungan ataupun
finansial.
3. Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang
Setelah dua
kebutuhan di atas terpenuhi, selanjutnya akan muncul kebutuhan akan rasa
memiliki-dimiliki dan kasih sayang. Manusia akan mencari sahabat, pasangan,
keturunan, dan kebutuhan untuk dekat dengan keluarga. Seseorang yang cintanya
sudah relatif terpenuhi tidak akan merasa panik ketika menolak cinta dan ketika
ada seseorang yang menolak dirinya, ia juga tidak merasa hancur. Maslow
berpendapat bahwa kebutuhan cinta merupakan cinta yang memberi dan cinta yang
menolak. Kita perlu memahami cinta, mengamalkannya, menciptakannya, dan
mengajarkannya.
Dalam
manajer implikasinya, kebutuhan ini berhubungan dengan kebutuhan sosial.
Manajer perlu mendorong tim untuk mengatur kegiatan sosial. Dari kegiatan
sosial tersebut akan menciptakan persahabatan dan keluarga. Dengan begitu
kebutuhan akan kasih sayang dapat terpenuhi.
4. Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah tiga
kebutuhan di atas terpenuhi, manusia akan mengejar kebutuhan akan penghargaan,
seperti menghormati orang lain, status, ketenaran, reputasi, perhatian, dan sebagainya.
Menurut Maslow, kebutuhan akan penghargaan juga terbagi atas dua tingkatan,
yaitu tingkatan yang rendah dan tinggi. Tingkatan rendah yaitu kebutuhan untuk
menghormati orang lain, kebutuhan status, ketenaran, reputasi, perhatian,
apresiasi, martabat, dan dominasi. Kebutuhan yang tinggi ialah kebutuhan harga
diri seperti perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan,
kemandirian, dan kebebasan. Maslow berpendapat, apabila kebutuhan harga diri
sudah teratasi, maka manusia siap memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih
tinggi lagi.
Dalam manajer implikasinya, kebutuhan ini berhubungan erat dengan kebutuhan harga diri. Manajer harus memberi reward untuk karyawan yang mampu mencapai atau melebihi target mereka. Manajer juga bisa mempromosikan kepada karyawan untuk menempati kedudukan yang lebih tinggi. Hal ini akan membuat karyawan memiliki harga diri dan kebutuhan atas penghargaan terpenuhi.
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan
aktualisasi diri merupakan tingkatan kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan
ini melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk mencapai potensi. Menurut
Maslow, kebutuhan ini ialah kebutuhan yang dimiliki manusia untuk melibatkan
diri sendiri untuk menjadi apa yang sesuai keinginannya berdasarkan kemampuan
diri. Manusia akan memenuhi hasratnya sesuai dengan kemamuan yang dimiliki pada
dirinya.
Dalam
manajer implikasinya, manajer dapat menantang karyawan dalam pekerjaannya,
sehingga ketrampilan dan kreatifitas karyawan dapat meningkat dan terpakai sepenuhnya.
Bukan hanya itu, peluang berkembang juga perlu diberikan agar karyawan dapat
mengembangkan kariernya. Manajer bisa membuat tantangan tersebut sebagai
dorongan kepada karyawan. Dengan begitu, tumbuh motivasi karyawan untuk
memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri.
Itulah lima
kebutuhan Maslow yang akan terus ada selama manusia hidup. Lima kebutuhan
tersebut berjenjang dari mulai yang mendesak hingga muncul dengan sendirinya.
Ketika kebutuhan yang mendesak sudah dapat terpenuhi, maka dengan sendirinya
kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul. Dari implikasi pada setiap
kebutuhan, bukan hanya dapat terjadi pada bidang manajer saja. Tingkatan
kebutuhan Maslow juga dapat terjadi pada setiap individu.
Hierarki
kebutuhan maslow bisa digambarkan menggunakan piramida untuk memudahkan
tingkatan kebutuhan dari yang terkecil sampai terbesar. Tingkatan kebutuhan
tersebut juga tidak bisa terlewati, setiap kebutuhan akan mencapai tingkatan
secara teratur. Manusia tidak bisa memenuhi kebutuhan yang paling besar apabila
kebutuhan yang terkecil belum terpenuhi. Misalnya, manusia tidak bisa
mendapatkan kebutuhan rasa memiliki atau kasih sayang sebelum kebutuhan
psikologisnya terpenuhi, begitu pun seterusnya. Di samping itu, kebutuhan
psikologis merupakan kebutuhan yang paling dasar. Manusia harus mendapatkan
kebutuhan psikologis untuk mencapai kebutuhan lain. Kebutuhan tersebut berasal
dari fisik setiap individu, sehingga menjadi kunci utama untuk melangkah
mencapai kebutuhan selanjutnya.
Comments
Post a Comment